Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) bekerjasama dengan Perhimpunan Promosi Perdagangan Guangdong (PPIG) menggelar 1st Indonesia-Guangdong Business Forum di ICE BSD, bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.


Ketua Umum PPIT Duta Besar Dr. (H.C.) Al Busyra Basnur dalam sambutannya mengatakan bahwa forum bisnis tersebut merupakan ajang strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya dengan para pelaku usaha dan investor asal Guangzhou.
Al Busyra Basnur juga menegaskan komitmen PPIT untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.
“Kami berkomitmen memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan Tiongkok, terutama dengan para pelaku usaha dari Guangzhou. Melalui forum ini, kita berharap dapat membuka peluang baru dan mempererat hubungan strategis kedua negara,” ujar Al Busyra.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Iqbal Shoffan Shofwan, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 280 juta jiwa dan kelas menengah yang terus tumbuh pesat.
“Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Indonesia kini berfokus pada hilirisasi industri dan pengembangan sektor strategis seperti energi baru terbarukan, industri baterai, kendaraan listrik, serta pertanian modern,” jelas Iqbal.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou, Ben Perkasa Drajat, menegaskan pentingnya peran Guangdong sebagai pusat perdagangan utama di Tiongkok.
“Daerah Guangzhou merupakan kawasan perdagangan terbesar di Tiongkok. Hampir semua barang made in China yang beredar di Indonesia maupun di negara lain berasal dari pabrikan di Guangzhou. Melalui forum ini, kita memiliki peluang besar untuk memanfaatkan jalur perdagangan tersebut agar produk-produk Indonesia juga dapat menembus pasar Guangdong dan sekitarnya,” ungkap Ben Perkasa.
Sementara itu, Ketua PPIG, Mr. Guo Song, menilai bahwa forum ini menjadi momentum penting untuk memperdalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Tiongkok.
“Kami melihat potensi besar untuk kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor strategis,” katanya.
Forum ini dihadiri oleh lebih 100 orang pebisnis dan investor dari Guangzhou, pejabat pemerintah Indonesia, serta kalangan pengusaha nasional.

Penasehat PPIT Rahmat Soekasah menegaskan bahwa kerja sama ekonomi tidak hanya soal angka dan proyek, tetapi juga tentang kepercayaan dan hubungan jangka panjang.
“Forum ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang membangun kepercayaan. Semua tahu Indonesia ibarat wanita cantik dan kaya. Tapi kecantikan saja tidak cukup jika perilakunya tidak ramah, mudah marah, tidak konsisten, malas, dan tidak jujur. Kita harus terus berdandan dan memperbaiki kekurangan,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, Indonesia perlu menciptakan iklim investasi yang ramah dan efisien melalui reformasi regulasi, penyederhanaan perizinan, pembangunan infrastruktur besar-besaran, dan pemberian insentif fiskal.
“Kami ingin para investor melihat Indonesia bukan hanya sebagai tempat berbisnis, tetapi sebagai mitra strategis jangka panjang yang siap tumbuh bersama,” pungkasnya. (RM.id – Fathie)

